KAMUNIKASI NON-VERBAL
Kode-kode non-verbal dan verbal ini merupakan
komponen komponen dasar dari komunikasi manusia. Setiap peristiwa komunikasi
yang terjadi di dalam kehidupan nyata akan mencangkup kehidupan itu. Albert
mehrabian (1981) menengaskan hasil penelitiannya bahwa makna setiap pesan
vokal, dan 55% ekspresi wajah. Denagn demian, kode-kode non-verbal merupakan
aspek penting di dalam komunikasi manusia. Oleh karena itu, mempelajari
komunikasi non-verbal merupakan usaha untuk memahami apa-apa yang dirasakan
secara nyata oleh orang lain.
5.1 DEVINISI DAN BATASAN UMUM
KOMUNIAKSI NON-VERBAL
Aspek dari komunikasi no-verbal adalah pada
saat kita berupaya untuk memahami makna dari setiap pesan komunikasi. Sebaris
kalimat akan memiliki jumlah makna tertentu, tergantung pada tindakan-tindakan
non-verbal dari orang yang mengucakannya.
Kathleen k. Reardon (1987) menengaskan dalam
bukunya “wbere minds meet”, mengategarikan komunikasi non-verbal kedalam
wilayah komunikasi antarpribadi.
a.
Devinisi
non-verbal
Pengertian komnikasi non-verbal yaitu semacam
evaluasi atau sesuatu yang sulit dipahami, karena komunikasi non-verbal
menyangkut rasa atau emosi.
Frank E.X. dance dan carl E. Larson (1976)
dalam bukunya “the functions of human comunication: a theoritical approach”,
menawarkan satu devinisi tentang komunikasi non-verbal sebagai stimulus yang
pengertiannya tidak ditentukan oleh makna isi simboliknya.
Judee K. Burgoor dan thomas J. Saine (1978)
dalam bukunya “the Unspoken Dialoque: An introduktion to non-verbal
comunication”, memberikan devinisi sbb:
“komunikasi
non-verbal adalah tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan
diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik (feed back) dari yang menerimanaya”.
Hickson dan stacks (1989) dalam bukunya
“non-verbal comunikation studies and applications”, mengatakan bahwa:
“stimulasi
tertentu dari prilaku non-verbal mungkin terjadi dengan tidak disadari dan
prilaku non-verbal diatur oaleh norma-norma yang dihasilkan oleh interaksi
manusia”.
Definisi komunikasi non-verbal secara umum
yaitu sebagai “pesan-pesan yang diespresikan secara sengaja atau tidak segaja
melalui gerakan/tindakan/prilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari
penggunaan kata-kata dalam bahasa”.
b.
Batasan-batasa
umum komunikasi non-verbal
Joseph A. Devito (1986) dalam bukunya “the
interpersonal communication book, menjelaskan beeberapa gambaran umum tentsng
komunikasi non-verbal, sbagai berikut:
a)
Komunikasi
non-verbal berada dalam konteks
Suatu prilaku
non-verbal yang sama mungkin akan mempunyai makna yang berbeda, ketika iya
muncul dalam konteks yang berlainan. Makna yang diberikan oleh suatu prilaku
non-verbal juga tergantung pada pesan verbal yabg disampaikannya. Dapat
disimpulkan bahwa suatu konteks akan menentukan secara luas uraian makna dari
prilaku-prilaku atas pesan-pesan non-verbal.
b)
Prilaku
non-verbal adalah prilaku yang normal
Bentuk prilaku non-verbal seperti gerakan
mimik wajah, gerakan-gerakan tubuh, gerakan otot tubuh, berkeringat, dll;
menjadi sebagai bentuk prilaku yang normal.
c)
Tindakan-tindakan
non-verbal saling berinteraksi
Seluruh bagian dari tubuh secra moral bekerja
bersama-sama megkomunikasikan makna-makna tertentu.
d)
Komunikasi
non-verbal berada dalam suatu aturan
Aturan di dalam komunikasi non-verbal
didasarkan pada nilai-nilai atau norma-norma masyarakat. Nilai atau norma
merupakan suatu yang diharapkan oleh masyarakat. Kita, dengan sadar atau tidak
mempelajari nilai atau norma agar dapat berprilaku seperti yang diharapkan
asyarakat.
e)
Komunikasi
non-verbal sangat menentukan
Adanya
dorongan-dorongan atau dimotivasi oleh hal-hal tertentu, seperti gembira,
menangis, tersenyum, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena adanya dorongan yang
ada di dalam diri kita.
f)
Prilaku
non-verbal sangat terpercaya
Kita
akan cepat percaya terhadap prilaku non-verbal apabila prilaku ini bertolak
belakang dengan pesan verbal yang mengikutinya. Alasan orang cepat percaya pada
prlaku non-verbal yaitu pesan-pesan verbal lebih mudah dimanipulasi dan prilaku
non-verbal sering muncul secara tidak sengaja.
g)
Prilaku
non-verbal adalah metakomunikasi
Metakomunikasi
adalah komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi-komunikasi yang lain.
Komunikasi tentang komunikasi.
5.2
PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-VERBAL
a. Maksud dan tujuan pesan
Suatu pesan verbal memiliki maksud atau tujuan
yang jelas. Maksud atau tujuan suatu pesan verbal baik dalam bentuk kata-kata
maupun tulisan, dikomunikasikan kepada orang lain yaitu pada saat maksud dan
tujuan pesan:
1. Dikirimkan oleh sumbernya; dan
2. Diterima oleh penerimanya
Suatu interpretasi tertentu terhadap maksud
atau tujuan yang ada akan mengurangi makna isi yang terkandung didalam pesan
itu.
Berbeda dengan pesan verbal, pembentukan makna
dari prilaku non-verbal tidak ditentukan oleh maksud atau tujuan dari
gerakan-gerakan non-verbalnya. Persepsi seseorang terhadap tindakan-tindakan non-verbal
dari orang lain sudah dibenarkan dalam memberikan makna pesan non-verbal itu.
Tentunya suatu makna dari pesan-pesan non-verbal bersifat relatif dan
berbeda-beda. Hal ini dimengerti karena persepsi dan kepekaan interpretasi
setiap orang tidak akan sama.
Ada dua alasan mengapa pemberian makna dalam
komunikasi non-verba terjadi. Pertama, suatu tindakan non-verbal cenderung
tidak disadari dan bersifat tidak murni seperti pesan-pesan verbal. Kedua,
prilaku non-verbal didasarkan pada norma-norma, sedangkan setiap orang akan
berbeda prilaku non-verbalnya meskipun norma mereka sama.
b. Perbedaan simbolik
Apa yang kita tampilkan secara non-verbal
merupakan simbol-simbol akan mempengaruhi pemberian makna terhadap
tindakan-tindakan non-verbal tersebut. Sedangkan komunikasi verbal, baik
kata-kata yang diucapkan maupun dituliskan “memberi arti yang jelas”. Setiap
kata memberikan “alternatif makna” : kata-kata bahasa ini terdevinisikan di
dalam kamus dan terstruktur di dalam aturan-aturan tata bahasa atau stuktur
hubungan di dalam kalimat. Pebedaan antara komunikasi verbal atau non-verbal
sebagai berikut :
1. Arti dari pesan verbal bersifat
eksplisit, sedangkan arti dari pesan non-verbal bersifat implisit
2.
Arti
dari pesan verbal berkaitan dengan keadaan yang spesifik, sedangkan arti dari
pesan non-verbal berkenaan dengan rasa atau emosi.
3.
Arti
dari pesan verbal bersifat menengahi (mediated) atau altermatif, sedangkan arti
dari pesan non-verbal bersifat normatif.
c. Mekanisme proses
Perbedaan
antara komunikasi verbal dan non-verbal berkaitan dengan bagaiman suatu proses
informasi terjadi di dalam tubuh manusia.
Perbedaa utama dari proses informasi di dalam
otak adalah: pada belahan otak kiri memproses informasi yang brsifat diskontinu
dan arbitrari dikenal sebagai informasi digital (angka-angka). Informasi
digital ini mencerminkan simbol-simbol yang ada di dalam bahasa. Sedangkan
proses analogi berkaitan dengan unit-unit alamiah yang mnggambarkan emosi atau
rasa.
d. Pertimbangan prilaku
Adanya
hubungan informasi, prilaku, dan komunikasi (verbal dan non-verbal). Dapat
disimpulkan, komunikasi verbal merupakan saringan dari komunikasi non-verbal. Disini
terlihat bahwa seluruh wilayah kehidupan dipenuhi oleh informasi sedangkan
beberapa bagiannya adalah perilaku. Dengan demikian, komunikasi verbal
merupakan seringandari komunikasi non-verbal. Komunikasi non-verbal dalam
proses komunikasi merupakan suatu bentuk dari prilaku manusia.
Beberapa ciri-ciri khas dari komunikasi
non-verbal yaitu :
1. Komunikasi non-verbal selalu ada
Kita dapat merasakan perasaan
masing-masing melalui ekspresi wajah, gaya berbicara, gerakan tangan dan kaki,
serta gerakan-gerakan lain. Dpat ditemukan bentuk-bentuk bahasa yang lain,
disamping ucapan-ucapan dari pasangan masing-masing.
2.
Kita
tidak mungkin, tidak berkomunikasi
Manusia merupakan transmitter
atau saluran informasi yang tidak dapat dimatikan atau dipisahkan. Ketika kita
tidak melakukan apa-apa, kita memberi informasi tentang diri kita sendiri.
3.
Komunikasi
non-verbal terikat oleh budaya
Budaya bisa berarti kebiasaan
keluarga atau kelompok kecil, kebudayaan daerah (suku atau etnis) tertentu,
atau kebudayaan bangsa. Apa bila ada pasangan beda suku, tentunya dalam
mengespresikan pesan-pesan yang sama akan menampilkan tidakan-tindakan
non-verbal yang berlainan.
4.
Komunikasi
non-verbal mengungkapkan perasaan dan sikap
Mengekspresikan perasaan kita
atau pasangan kita seperti : grogi, malu, bermain-main, bersahabat, dan
lain-lain. Semuanya merupakan ungkapan sikap dan perasaan.
5.
Komunikasi
non-verbal memodifikasikan pesan verbal membentuk makna suatu pesan komunikasi
Ucapan dari masing-masing
pasangan dilengkapi dengan gerakan tangan dan tubuh atau mimik wajah.
5.3 Jenis komunikasi non-verbal dan
fungsinya
a. Jenis komunikasi non-verbal
Dari
hasil dan jumlah yang digambarkan, pembagian tentang komunikasi non-verbal yang
diberikan oleh para ahli juga bervariasi. Namun, disini akan diuraikan secara
rinci jenis-jenis komunikasi non-verbal ke dalam lima kelompok : komunikasi
ruang, diam, paralanguage,dan komunikasi temporal (waktu).
·
Komunikasi
kutub
Jenis komunikasi non-verbal
komunikasi tubuh adalah yang paling penting. Hal ini bisa dimengerti karena
dalam kehidupan manusia komunikasi tubuh paling sering digunakan. Komunikasi
tubuh dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :
a.
Komunikasi
gestura
b.
Ekspresi
wajah
c.
Komunikasi
mata
d.
Komunikasi
sentuhan, sentuhan manusia merupakan jenis komunikasi non-verbal yang paling
primitif.
·
Komunikasi
ruang
Dalam
kehidupan sehari-hari, sering terlihat dua orang berbicara dengan jarak yang
jauh. Ada pula yang bercakap-cakap dengan berpengan tangan. Komunikasi ruang
dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis:
a.
Proxemics
atau komunikasi jarak
b.
Teritorial
c.
Estetika
dan warna
·
Diam
Dalam pepatah diam itu emas. Pepatah itu
memberikan makna yang sangat banyak, dapat berarti bersikap tidak memihak, dan
tidak suka membicarakan orang lain, setuju dengan hal-hal yang baik, dan mudah
memahami kesalahan-kesalahan orang lain. Diam berkaitan dengan beberapa fungsi
yaitu:
a.
Memberi
kesepakatan berfikir bagi seseorang untuk berbicara
b.
Menyakiti,
fungsi diam adalah menolak keberadaan dan pesan seseorag didalam suatu
kelompok.
c.
Mengisolisasi
diri sendiri, berfungsi sebagai tanggapan seseorang terhadap rasa takut, malu,
atau cemas.
d.
Mencegah
komunikasi, dapat dimaksudkan sebagai upaya untuk menolak membicarakan hal-hal
tertentu.
e.
Mengomunikasikan
pesan, diam dimaksudkan memberikan tanggapan-tanggapan emosional.
f.
Tidak
menyampaikan sesuatupun.
·
Paralanguage
Dapat didefinisikan sebagai suara-suara atau
vokal non-verbal yang merupakan dari aspek-aspek kehidupan. Paralaguage
mencangkup kecepatan berbicara: volume, ritme, resonansi, bentuk-bentuk vokal
seperti tertawa, pekikan, rintihan, semburan, rengekan, suara ub-ub, sbb, dan
tinggi rendah suara. Ada tiga hal yang berkaitan dengan paralanguage:
1. Paralanguage dan persepsi
2.
Paralanguage
dan percakapan
·
Komunikasi
temporal
Penggunaan waktu pada setiap masyarakat akan
berbeda-beda. Pada masyarakat tertentu ketetapan waktu dalam segala aktivitas
sangat dianggap krusial. Pentingnya ketetapan dan keterlambatan waktu bisa juga
berada bagi setiap invidu.
b. Fungsi komunikasi non-verbal
Ada beberapa fungsi umum dari komunikasi
non-verbal, tetapi akan dirinci enam fungsi komunikasi non-verbal bersama
komunikasi verbal dalam pembentukan makna satu pesan komunikasi.
Ada beberapa fungsi umum dari komunikasi
non-verbal bersama komunikasi verbal dari pendapat paul ekman (1965):
1)
Repetisi
atau pengulungan, prilaku-prilaku non-verbal mungkin merupakan penggulungan
untuk memperkuat makna pesan-pesan verbal yang dikomunikasikan.
2)
Kontradiksi
atau berlawanan, kita sering melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya
berlawanan. Tindakan-tindakan ini biasanya terekspresikan secara berada atau
bahkan bertentangan dengan apa yang terucapkan.
3)
Subtitusi
atau penggantian, suatu tanda juga mengggantikan pesan verbal yang
dikomunikasikan.
4)
Komplemen
atau pelengkap, tidakan non-verbal dapat berfungsi untuk melengkapi pesan
verbal.
5)
Reguler
atau pengatur, prilaku non-verbal juga berfungsi sebagai alat kontrol atau
pengatur pada komunikasi verbal. Fungsi mengatur ini biasanya berupa
sikap-sikap untuk menyesuaikan atau menyatakan tidak setuju.
6)
Aksentuasi
atau penekanan, tanda non-verbal juga berfungsi menekankan atau menengaskan
pesan-pesan verbal seperti, mengritik seorang rekan dengan menunjukkan jari
atau dengan intonasi suara yang tinggi. Fungsi aksentual ini sama prinsipnya
dengan tanda-tanda italik (kursif atau garis miring) dalam bahasa verbal.
KOMUNIKASI
MASSA
5.4 PENGERTIAN DAN KARATERISTIK
KOMUNIKASI MASSA
I.
Pengertian
komunikasi massa
Pengertian komunikasi massa
meliputi hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, peneriaan),
teknalogi, kelompok-kelompok, macam-macam konteks, bentuk-bentuk audience
(khalayak), dan effect (pengaruh). Oleh karena itu banyak sarjana memberikan
batasan-batasan pengertian komunikasi massa secara berbeda-beda. Uaraian
komunikasi massa yaitu:
a.
Defenifi
yang diajukan oleh bitner
Dia mengatakan bahwa “komunikasi massa adalah pesan-pesan
yang dikomunikasikan oleh media massa pada jumlah besar orang”.
Komponen-komponen itu mencangkup adanya pesan-pesan, media massa (koran,
majalah, TV, radio, dan film), dan khalayak.
b.
Definisi
menurut defleur dan dennis
Bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses
yang mana komunikator-komunikastor menggunakan media untuk menyebarkan
pesa-pesan secara luas, dan secara terusmenerus menciptakan makna-makna yang
diharapkan padat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan
melakukan berbagaicara”. Penonjolan definisi ini terutama pada bagian sumber
informasi media massa mengemas dan menyajikan isi pesan.
Dua definisi dia atas menunjukkan bahwa
pemberian pembatasan pengertian komunikasi massa bervariasi. Yang paling
penting adalah memehami hal-hal penting atau penekaan-penekaan itu bisa
mencangkup komponen, isi pesan, jenis media, khalayak, teknologi, dan
lain-lain.
II.
Karateristik
komunikasi massa
Pengertian media massa secara garis besar dapat
dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: media massa cetak dan media elektronik.
Karateristik komunikasi massa disini, dibatasi pada lima jenis media massa
dikenal sebagai the big live of mass media, yakni koran, majalah, radio,
televisi, dan film. Penjelasan lain secara konnseptional dari karateristik
komunikasi massa:
a.
Komunikasi
melalui media massa pada dasarnya ditujukan ke kalayak yang luas, beterogen,
anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural.
Khalayak
heterogen adalah masyarakat luas yang bermacam-macam, bersifat anonim artinya
diantara satu dengan lain adalah terpisah dan tidak saling mengenal. Khalayak
juga tersebar dan tidak mengenal batas usia, tempat tinggal, golongan dan
batasan-batasan lainnya.
b.
Bentuk
kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau
pribadi.
Isi
pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak hanya
kepentingan perorangan atau pribadi. Pengertian dari ciri ini , bahwa
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan operasi suatu media massa akan
mencangkup orng bnyak yang berorganisasi dalam organisasi media.
c.
Pola
penyampaian pesan media massa
Pola
ini mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara
giografis maupun kultural.
d.
Pnyampaian
pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah
Umpan
balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya berlansung secara
tertunda.
e.
Kegiatan
komunikasi melalui media massa dilakukan secara berencana, terjadwal, dan
terorganisasi.
Komunikator
pada media massa bekerja melelui aturan organisasi dan pembagian kerja yang
jelas.
f.
Penyampaian
pesan melalui media massa.
Kita
dapat mengetahui majalah umum yang ada (tempo, editor, forum, dan lain-lain),
majalah wanita, majalah-majalah remaja, atau majalah anak-anak semuanya terbit
secara teratus.
g.
Isi
pesn yang disampaikan.
Isi pesan
yang disampaikan dapat mencangkup berbagai aspek kehidupan manusia (sosial,
ekonomi, politik, budaya, dan lain-lai), baik bersifat informasi dan edukatif
maupun hiburan.
Setelah kita memahami pengertian dan
karateristik komunikasi massa, perlu di tambahkan disini gambaran tentang
komunikasi massa masa depan. Komunikasi media massa masa depan di tandai oleh perkembanga
teknologi pada media cetak maupun media elektronik.
5.5 PROSES DAN KARATERISTIK ISI PESAN
KOMUNIKASI MASSA
I.
Proses
komunikasi massa
Individu akan menyeleksi dan mengintasikan
berita yang dibaca atau program yang didengar atau dilihatnya. Biasanya
individu yang terjangkau pesan-pesan media ini adalah bagian dari suatu
kelompok, sehingga pesan-pesan dari media dapat mengalir keanggota-anggota
kelompok disekelilingnya. Karena proses komunikasi massa berlansung satuh arah,
maka umpan balik (feedback) hanya bersifat duaan atau tertunda.
II.
Karateristik
isi pesan media massa
Khalayak akan tertarik membaca majalah/surat
kabar,menonton siaran tv atau mendengarkan siaran radio, apa bila isi pesan
yang disampaikan media tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Novelty
(suatu yang baru).
b.
Jarak
(dekat atau jauh).
c.
Popularitas.
d.
Pertentangan
(conflict).
e.
Komedi(humor).
f.
Seks
dan keindaha.
g.
Emosi.
h.
Nostalgia.
i.
Human
interest.
5.6 FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Fungsi terhadap masyarakat tidak terlepas sama
sekali dengan fungsi terhadap individu-individu. Perbedaan yang nyata dari
beberapa fungsi adalah pada sifatnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
diuraikan masing-masing kedua fungsi media massa.
I.
Fungsi
terhadap masyarakat
Fungsi terhadap masyarakat memiliki
perngertian yang luas, mencangkup orang banyak, kelomopk-kelompok, dan
sistem-sistem budaya termasuk norma-norma sosial. Menurut lasswell dan wright (1975)
ada empat fungsi komunikasi massa:
a.
Pengawasan
lingkungan
Fungsi pengawasan lingkungan menunjuk pada
upaya pengumpulan dan penyabaran informasi mengenai berbangai pristiwa yang
terjadi di dalam dan di luar lingkungan masyarakat.
b.
Korelasi
antara bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungan
Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap
informasi dan preskripsi (memberi pertunjuk atau artenatif).
c.
Sosialisasi
atau pewarisan nilai-nilai
Fungsi sosialisasi menunjuk pada upaya
transmisi dan pendidikan nilai-nilai serta norma-norma dari suatu generasi
kepada yang berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat terhadap para
anggota kelomoknya yang baru.
d.
Hiburan
Fungsi hiburan menunjukkan pada upaya-upaya
komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas. Fungsi sosial
komunikasi massa yaitu :
1.
Mengukuhkan
status
Setiap masyarakat legistimasi
atau pengukuhan status oleh masyarakat akan diberikan pada ide-ide, isu-isu,
orang-orang, organisasi-organisasi, atau gerakan-gerakan tertentu, media massa
memiliki fungsi untuk memberikan status masyarakat ini.
2.
Memperkokoh
norma-norma sosial
Media massa juga berfungsi
memperkuat atau memperkokoh norma-norma sosial masyarakat. Umumnya media massa
akan memuat atau melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma
yang ada dalam masyarakat.
II.
Fungsi
terhadap individu (individual function)
Menurut samuel L. Becker (1985), ada tujuh
fungsi komunikasi massa terhadap individu yaitu :
a.
Pengawasan
atau pencarian informasi
b.
Mengembangkan
konsep diri
c.
Fasilittas
dalam hubungan sosial
d.
Subsitusi
dalam hubungan sosial
e.
Membantu
melengakan emosi
f.
Sarana
pelarian dari ketegangan keterasingan
g.
Sebagai
bagian dari rutin atau ritualisasi
5.7 DAMPAK KOMUNIKASI MASSA
Dampak komunikasi massa dalam kegiatan belajar
akan dilihat 2 aspek. Pertama, dampak yang berkaitan dengan media secara fisik.
Kedua, dampak yang berkaitan dengan pesan media massa. Berikut uraian mengenai
kedua aspek dampak tersebut.
I.
Dampak
media massa sebagai objek fisik
Menurut Steven H. Chaffe dalam mass
communication review yearbook 1 menyebut empat dampak kehadiran media massa
sebagai objek fisik yaitu:
a.
Dampak
ekonomis yakni menggerakkan usaha dalam berbagai sektor seperti produksi,
distribusi, dan komsumsi jasa media massa. Dan kehadiran surat kabar membuka
kesempatan kerja bagi para wartawan, perancang grafis, distributor, pengecer
dan sebagainya.
b.
Dampak
sosial yakni pemilihan media massa ini (berlangganan surat kabar/majalah,
memiliki radio atau televisi) secara tidak langsung telah meningkatkan status
pemiliknya.
c.
Dampak
pada penjadwalan kegiatan yakni kehadiran media massa ternyata dapat mengubah
jadwal kegiatan sehari-hari khalayak. Seringkali jadwal kegiatan bisa berubah
bila ada siaran lansung pertandingan yang kebetulan di indonesia berlansung
pada dini hari atau pada jam kerja.
d.
Media
massa sebagai penyaluran perasaan tertentu yakni seringkali orang menggunakan
media untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, kecewa,
bosan dan sebagainya- tanpa mempersoalkan pesan apa yang ditampilkan.
II.
Dampak
pesan media massa
Dampak penyebaran pesan melalui media massa
terhadap khalayak lazimnya mencangkup aspek kognitif, efektif dan konatif.
a.
Dampak
kognitif, dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan
dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan, maupun kepercayaan
oleh media massa.
b.
Dampak
afektif, dampak pesan media massa pada sampai tahap efektif bila pesan yang
diseebarkan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak.
c.
Dampak
konatif yakni dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif bila
pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan,
kegiatan atau prilaku nyata yang dapat diamati. Dampak atau akibat dari
penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak luasakan terjadi secara
kuat, bila ditumjamg oleh kondisi sbb:
1.
Exposure
(jangkauan pengenaan)
2.
Kredibilitas
3.
Signifikasi
4.
Sensitif
5.
Situasi
kritis
6.
Dukungan
komunikasi antarpribadi
KOMUNIKASI
DAN BUDAYA
Dalam setiap sosial itu terdapat kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan
norma-norma yang tiada lain adalah unsur-unsur budaya masyarakat yang
bersangkutan.
Ketika para anggota sistem sosial itu
berinteraksi, saat itu kebiasaan, nilai-nilai, dan norma tersebut dibagikan
(sharing) di kalangan mereka. Lama-kelamaan kebiasaan, nilai, dan norma itu
menjadi bagian hidup yang tak dapat dipisahkan lagi dari para anggota sistem
sosial tersebut.
5.8 PERANAN KEBUDAYAAN DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Masing-masing masyarakat dari masing-masing
budaya mempunyai ciri budaya. Sedangkan adat ketimuran menilai hal demikian
merupakan perbuatan yang kurang terpuji.
I.
Pengertian
kebudayaan
Istilah kebudayaan sendiri berasal dari kata
sansekerta buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal. Definisi umum dari kebudayaan, bahwa kebudayaan adalah seluruh cara hidup
suatu masyarakat, tidak hanya mengenai cara hidup yang dianggap lebih tinggi
atau diinginkan. Secara umum, kebudayaan adalah kehidupan manusia itu sendiri,
yang meliputi pikiran, karya, dan hasil karyanya. Devinisi Koentjaraningrat
menunjukkan tiga wujud kebudayaan.
a.
Juwud
kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Kebudayaan ideal ini
mempunyai lapisan-lapisan yaitu :
Pertama
dan paling abstrak adalah nilai budaya, yakni fungsi budaya yang memberikan
penilaian baik dan buruk terhadap suatu prilaku
Kedua
adalah norma-norma yaitu aturan masyarakat yang memilih sanksi sosial bagi yang
melanggarnya.
Ketiga,
yang lebih konkret lagi adalah sistem hukum baik hukum adat maupun hukum
tertulis.
Keempat
adalah aturan-aturan khusus mengenai berbagai aktivitas sehari-hari dalam
kehidupan masyarakat.
b.
Wujud
kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
c.
Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia atau kebudayaan fisik.
II.
Fungsi
kebudayaan mengarahkan tingkah laku manusia
Salah satu wujud kebudayaan ideal yang
berfungsi mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan tingkah laku masyarakatnya.
Jadi fungsi kebudayaan adalah memberikan tuntunan dan tuntunan kepada
masyarakat.
5.9 PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP
KOMUNIKASI
I.
Pengaruh
budaya terhadap penafsiran
Di samping pengaruh pengalaman pribadi,
kehadiran nilai-nilai, norma, adat istiadat, kebiasaan, atau kepercayaan yang
terdapat dalam setiap kebudayaan juga dapat mempengaruhi perbedaan pengalaman
seseorang (field of experience) mengenai suatu objek simbol.
II.
Kebudayaan
mengajarkan tata cara komunikasi
Kebudayaan ideal berfungsi juga mengajarkan
tata cara berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non-verbal. Dari segi
ini komunikasi tampak sebagai hal yang diajarkan (diwariskan) oleh budaya dari
satu generasi ke generasi selanjutnya.
III. Fungsi komunikasi mentransmisikan nilai budaya
Selain menjadi tingkah laku yang diajarkan,
komunikasi berfungsi sebagai alat untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya
kepada masyarakatnya.
5.10
KOMUNIKASI
ANTA-BUDAYA DAN PEMAKAIANNYA
Setiap komunikasi antara dua
orang atau lebih dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, itu adalah
komunikasi antarbudaya. Jika orang-orang dengan kebudayaan yang sama
berkomunikasi umumnya mempunyai kesamaan (homogenitas) yang lebih besar dalam
hal latar belakang pengalamannya secara keseluruan dibandingkan dengan mereka
yang bersal dari kebudayaan yang berlainan. Komunikasia antarbudaya
mengelompokkan ke dalam kategori sebagai brikut:
1.
Tingkat
kawasan dunia, dikenal budaya barat dan budaya timur
2. Tingkat nasional negara, seperti
indonesia, arab, cina,jepang.
3. Tingkat etnis/ras, seperti aceh,
batak, sunda, jawa bali bungis, ambon, dan irian jaya.
4. Tingkat kelompok nasional
5.
Tingkat
individual, yang terjadi antara individu yang memiliki perbedaan
kebiasaan-kebiasaan.
Tingkatan komunikasi antar budaya dapat ditijau dari interaksi antar
kobudayaan dominan dan kebudayaan sub ordinal.
a.
Pentingnya
memahami komunikasi antar-budaya
Interaksi dengan orang-orang yang
berbeda latar belakang budaya kita lakukan secara lansung (tatap muka) maupun
melalui media massa.dan pada saat berinteraksi tersebut, tak jarang kita
menemukan konflik akibat salah pengertian karena berbeda dalam menaksirkan
objek yang menjadi pusat perhatian bersama.
1.
Kesadaran
pribadi
Setiap invidu pada dasarnya mempunyai
kepribadian, kecendrungan, dan kebiasaan (tingkah laku berpola) masing-masing.
2.
Kesadaran
domedtik
setiap
negara berjangkit perubahan-perubahan kebudayaan, yaitu dengan munculnya
kelompok-kelompok sub-budaya yang menyimpang dari kebudayaan dominan.
3.
Kesadaran
internasional
Akibat ditemukannya teknologi transportasi
teknologi trasportasi dan komunikasi, menyebabkan dunia kini terasa makin
sempit. Apabila dunia makin sadar, bahwa antar negara kini makin saling
bergantung satu sama lain. Maka pemahaman komunikasi antarbudaya tingkat
internasional kini makin besar.
b.
Fungsi
komunikasi antar-budaya dalam difusi inovasi
Salah satu bidang kajian ilmu komunikasi
adalah penyebaran difusi inovasi, yaitu usaha mengkampanyekan penemuan-penemuan
baru untuk bisa diterima oleh masyarakat. Arti baru dalam komunikasi inovasi
adalah relatif sekali. Ia bisa saja usang bagi satu orang, tetapi baru bagi
orang lain. Berkaitan dengan pemakaian unsur budaya setempat untuk menyebarkan
inovasi, ilmu komunikasi mengenal dua prinsip heterofili dan homofili.
Komentar
Posting Komentar