jangan menyerah untuk berkarya..
raih impian dengan semangat yang mambara :)
GAYA KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian Komunikasi
Jennifer
M. George (2006 : 437) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah membagi informasi
antara dua orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman
bersama, (Comunication the shering of information between two or more
individuals or group to reach a common understanding).
Dalam
komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau
pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau
organisasi komunikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara
atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda
lain yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton,
pembaca,anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain.
Komunikasi
organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di
antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi
yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi
cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawahan
kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya
B.
Pengertian Kepemimpinan
Brown
(1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan
tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.
Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari
posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk
penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok,
dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan
sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang
maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar,
kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Pemimpin
adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak
untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Di
dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin
yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif,
sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang
yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik
komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal yang baik dapat
dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan,dan lembut.
Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-konsep
yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan, etika, dan agama secara non verbal
misal menggunakan bahasa tubuh.
C.
Fungsi
Komunikasi Kepemimpinan
Dalam
suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi
dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
- Fungsi informatif
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua
orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang
dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2.
Fungsi Regulatif
Fungsi
regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
- Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
- Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
- Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Bagaimana
perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak
berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu memahami style atau
gaya seseorang ketika ia berkomunikasi. Gaya komunikasi (communication style)
didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi
yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of
interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing
gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk
mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu
pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung
pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
D. Gaya Komunikasi Kepemimpinan
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh
banyak hal, salah satunya adalah dari gaya komunikasi pemimpin pada perusahaan,
dan intensitas komunikasi antara pimpinan dengan bawahan. Kepemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku orang lain, agar melakukan
kegiatan/pekerjaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai seorang pemimpin.
Konsep hubungan atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan dalam otoritas,
yang diterjemahkan menjadi perbedaan dalam status, hak, dan pengawasan.
Kualitas komunikasi antara bawahan dengan atasan merupakan fungsi dari hubungan
antar personal yang dibangun di antara mereka dan bagaimana hubungan ini
memenuhi bawahan.
Gaya
komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style)
ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau
one-way communications. Gaya komunikasi ini dapat dibagi atas beberapa bagian
antara lain :
- The Controlling style
Gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi
ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pesan-pesan
yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan
agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain
apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini
sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif
sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif
pula.
- The Equalitarian style
Aspek
penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya
komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap
anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana
yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian
bersama.
Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang
yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan
yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup
hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak
komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan
kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin
berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam
suatu organisasi.
- The Structuring Style
Gaya
komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan
(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain
dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill
dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University,
menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama
Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons
menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah
orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan
tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
- The Dynamic Style
Gaya
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini
sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan
utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya
komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang
bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai
kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
- The Relinguishing Style
Gaya
komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol
orang lain.
Pesan-pesan
dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang
bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti
serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang
dibebankannya.
- The Withdrawal Style
Akibat yang
muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi
yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam
deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak
ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa
ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan
suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh
karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
Gambaran
umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style
of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga
gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan
secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi.
Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal
mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.
E. Hambatan Dalam Komunikasi
Kepemimpinan
Pada
sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak
hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :
- Hambatan sematik, Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi.
- Hambatan mekanik, Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya.
- Hambatan antropologis, Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.
- Hambatan psikologis, Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .
Komentar
Posting Komentar