RISET FORMAN DAN INFORMAL
1.
RISET FORMAL
Kegiatan riset formal bisa
dilakukan dalam berbagai jenis antara lain: analisis data sekunder, survey,
observasi, analisis isi, dan sebagainya. Berikut ini akan dikemukakan
asumsi-asumsi teoretis jenis penelitian ini.
Analisis data sekunder. Dalam
kegiatan penelitian data sekunder, biasanya peneliti menggunakan berbagai data
yang sudah pernah dikumpulkan sebelumnya yaitu, berbagai data yang telah
diperoleh orang lain walau mungkin dengan tujuan berbeda. Biasanya, data
sekunder itu berasal dari lingkungan internal atau pun dari luar organisasi.
Data internal berasal dari lingkungan perusahaan yang antara lain berbentuk
laporan penjualan, data pengiriman barang, anggaran masing-masing unit
perusahaan, laporan hasil penelitian sebelumnya dan sebagainya. Sedangkan data
eksternal misalkan data sensus atau data yang diperoleh dari lembaga yang,
aktivitasnya mengumpulkan data atau keterangan yang relevan dengan berbagai masalah.
Penelitian survey. Kegiatan
penelitian seperti ini dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi
tertentu. Biasanya kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui opini
dari masyarakat tentang suatu fenomena atau masalah yang ada, dan mungkin
berpengaruh terhadap kehidupan organisasi. Intrumen utama untuk mengumpulkan
data dalam penelitian survey adalah kuesioner, yang disebarkan kepada para
responden. Penentuan siapa dan bagaimana responden itu terpilih dan menjadi
pengisi kuesioner, tidak dilakukan secara sembarangan tapi melalui penghitungan
secara statistik yang ketat. Dalam kuesioner itu, akan diajukan serangkaian
pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Jawaban responden melalui kuesioner
itu, nantinya akan dianalisis dengan teknik statistik tertentu.
Observasi. Melalui panca
indranya, peneliti menangkap gejala yang diamatinya. Berbagai fenomena yang
diamati peneliti dicatat, sehingga menjadi data autentik.
Analisis isi digunakan untuk
memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk
lambang. Tujuan analisis isi adalah untuk mengungkapkan makna yang muncul dari
pesan-pesan yang ada dalam dokumen. Analisis isi umumnya digunakan untuk
menganalisis semua bentuk komunikasi seperti berita di surat kabar, buku, pidato,
peraturan dan sebagainya. Berbagai jenis penelitian ini bisa dipilih untuk
kegiatan penelitian kehumasan yang bersifat formal.
1.
RISET INFORMAL
metode informal
dapat berguna , jika praktisi PR mengakui kelemahan dan tujuannya. Problem
utama ─ sampel representasi yang tak dikenal ─ berhasil dari sampel itu
dipilih. Persoalannya adalah sejauh mana hasil dari sampel itu
merepresentasikan orang selain orang-orang yang darinya informasi dikumpulkan.
Misalnya, hasilnya mungkin hanya merepresentasikan opini dari minoritas vokal
ketimbang mayoritas.
Jika dilihat
sebagaimana metode yang baik untuk mendeteksi dan mengeksplorasi situasi suatu
problem dan untuk uji awal riset dan strategi program, maka metode informal
sangat berguna.
Kontak Personal, Pada
tahun 1893 Lord Bryce mengatakan, “Cara terbaik di mana tendensi dalam kerja di
dalam komunitas dapat diungkapkan dan diperkirakan adalah dengan meneliti
secara bebas dalam semua jenis dan kondisi orang.” Politisi telah lama
menggunakan cara ini, keahlian dalam memperbesar kesadaran, opini, dan sikap
orang telah dan selalu dianggap sebagai kualifikasi utama profesionalitas PR.
Informan Kunci, Pendekatan ini dilakukan dengan memilih dan mewawancarai pimpinan yang punya banyak pemahaman dan pengalaman. Wawancara biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi terbuka dimana individu yang telah dipilih diminta untuk berbicara tentang suatu problem atau isu menurut pendapat mereka sendiri. Karena wawancara mendalam dengan informan kunci membutuhkan waktu lama dan memerlukan analisis isi yang lengkap, maka teknik ini hanya diterapkan pada individu dalam jumlah terbatas. Wawancara mendalam dengan informan kunci sering kali bisa mendapatkan peringatan dini tentang adanya isu penting.
Kelompok Fokus dan Forum Komunitas, Selain kotak personal dan informan utama, praktisi PR biasanya bertanya kepada suatu kelompok untuk mendapatkan ide dan umpan balik. Cara ini bisadilakukan dengan banyak cara, mulai dari pertemuan terbuka di balai kota sampai ke pertemuan kelompok fokus yang sangat terstruktur dan direkam, sebuah teknik yang biasanya dipakai dalam riset PR dan Marketing. Praktisi menggunakan kelompok fokus dan forum komunitas untuk mengeksplorasi bagaimana orang akan bereaksi terhadap suatu proposal dan untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk menyusun kuesioner yang akan dipakai dalam metode riset formal. Kadang-kadang dalam dialog di antara peserta yang kadang “panas” akan muncul pandangan yang tak terduga. Riset menyebut informasi ini sebagai “temuan tak terduga”, namun reaksi tsk terduga inilah yang barangkali merupakan alasan alasan terbaik untuk menggunakan metode riset informal ini. Lebih baik mengetahui hal-hal semacam itu sebelum melangkah ke survei lapangan dan uji program secara lengkap.
Komite dan Dewan Penasihat, Komite kerja, panel, atau dewan penasihat sering kali lebih berguna ketimbang sesi atau diskusi kelompok, terutama untuk program dan isu jangka panjang. Dalam beberapa kasus, kelompok seperti itu dapat berfungsi sebagai mekanisme umpan balik untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi dalam opini tentang suatu isu, bahkan sebelum perubahan itu muncul di dalam jajak pendapat dan survei. Akan tetapi, ada risiko dalam menggunakan komite dan dewan penasihat. Nasihat mereka harus dipertimbangkam, sebab jika tidak metode ini akan merugikan. Anggota dewan akan segera tahu apabila mereka hanya dijadikan pajangan atau dipamerkan untuk menunjukkan bahwa organisasi memerhatikan masukan komunitas. Gunakanlah komite penasihat hanya ketika motivasi utamanya adalah untuk mendapatkan masukan dan petunjuk secara reguler, dan siap untuk menindaklanjuti masukan itu. Komite ini adalah salah satu cara yang bisa dipakai praktisi PR untuk memenuhi kewajiban pelayanan publiknya sebagai profesional.
Ombudsman dan Pejabat Ombuds, Pejabat Ombud dalam organisasi adalah seseorang yang mendengarkan keprihatinan dari publik internal organisasi. Orang ini mungkin juga bertugas mereview kebijakan organisasi dan memediasi perselisihan antar organisasi dengan karyawannya. Istilah ombudsman diciptakan ketika pemerintah Swedia membentuk jabatan ini pertama kalinya pada tahun 1731. Bertambahnya kekecewaan terhadap garis komunikasi ke manajer dan birokrat telah membuat makin banyak agen pemerintah mengadopsi metode pengumpulan informasi informal ini Di banyak organisasi, konsep ini terbukti berguna dalam memberikan umpan balik dan ide untuk memecahkan problem saat problem itu masih bisa dikelola. Ada dua jenis ombudsman yang dugunakan, Satu, yang berakar pada konsep aslinya, bertugas meneliti dan memecahkan problem. Kedua, yang betugas menjauhkan problem, seringkali hadir untuk melindungi birokrasi dan dibentuk hanya untuk menciptakan kesan ilusi bahwa suatu organisasi itu responsif. Yang pertama punya otoritas independen untuk menindaklanjutikeluhan, sedangkan yang kedua hanya memfasilitasi komunikasi dan harus mendapat izin dari pihak lain untuk melaksanakan perbaikan.
Dalam masing-masing seting, ombudsman menyediakan carfa efektif untuk memfasilitasi manajemen untuk lebih menyadari reaksi dan pandangan publik. Jika dipakai dengan benar dan diawaki oleh staf yang kompeten, posisi obudsman dapat menjadi sarana penting untuk mendapatkan umpan balik organisasional dan untuk membantu orang mendapatkan solusi atas problem merka. Tetapi karena metode ini mencari informasi dari orang-orang yang mencari peluang untuk menyampaikan keluhannya, maka metode ini juga termasuk metode informal dalam mengumpulkan informasi. Meskipun metode ini dapat membantu mengidentifikasi dan mendeteksi problem potensial, maka informasi yang dikumpulkan oleh ombudsman tidak bisa secara akurat mendeskripsikan frekuensi atau distribusi problem di kalangan kelompok yang lebih besar, terutama di kalangan yang kurang vokal.
Saluran Telepon Bebas, Nomor bebas pulsa berawal 800 biasanya dipakai untuk mendapatkan umpan balik langsung dan untuk memonitor keluhan dan kepentingan berbagai publik. Jhonson & Jhonson meneliti panggilan telepon selama kepanikan konsumen karena ada tujuh korban tewas yang diakibatkan oleh Tylenol yang diracuni sianida. Panggilan telepon ini bukan hanya memberi kesempatan kepada perusahaan untuk merespons konsumen, tetapi juga memperbarui informasi reaksi dan perhatian publik secara terus-menerus. Perusahaan juga mengakui manfaat dari pemberian akses kepada konsumen agar bisa berhubungan dengan organisasi dan menjawab pertanyaan secara langsung. Dengan melakukan ini, hotline konsumen menyediakan umpan balik dan masukan dari konsumen tentang produknya, layanannya, fasilitasnya, dan karyawannya. Agar efektif saluran telepon bebas ini harus dipakai dengan benar dan jujur.
Analisis Surat, Cara hemat lainnya untuk mengumpulkan informasi adalah analisis periodik atas surat yang masuk. Korespondensi stakeholder akan menyediakan kebutuhan informasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai stakeholder akan menyediakan kebutuhan informasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai stakeholder. Tetapi penulis surat cenderung lebih banyakl kritik kietimbang memuji. Surat bisa berfungsi sebagai peringatan dini tentang adanya keluhan atau problem dalam hubungan, tetapi surat tidak merefleksikan berbagai opini publik atau pandangan publik tertentu. Sifat eksploratif dari analisis surat membuat informasi dari metode ini berguna untuk mendeteksi perhatian dan problem sebelum semuanya menyebar luas. Mereka yang merasa berkepentingan dan menulis surat atau e-mail nungkin tidak mewakili seluruh publik, tetapi tindakan mereka mungkin segera diikuti oleh yang lainnya.
Sumber Online dan Laporan Lapangan, Teknologi komunikasi baru telah menciptakan peluang bagi kawan dan lawan untuk berbicara satu sama lain, juga tentang organisasi, sebab, dan kejadian. Praktisi PR yang mewaspada kini juga memonitor apa yang dikatakan organisasi mereka lewat saluran online. Rumor di internet berpotensi memengaruhi negosiasi, menarik perhatian pembuat aturan, menaikkan atau menurunkan harga saham, dan meningkatkan atau menurunkan penjualan. Akibat pesan di Internet, reputasi organisasi bisa terancam, cabangnya bisa merugi, dan kemampuan mendapatkan laba akan menurun.
Selain itu juga cara yang bisa diandalkan untuk menggali informasi adalah dengan meneliti laporan lapangan. Banyak organisasi memiliki agen distrik, wakil di lapangan, atau perekrut yang tinggal di wilayah yang dilayani organisasinya. Agen-agen ini harus dilatih untuk mendengarkan dan mengamati dan diberi cara pelaporan observasi mereka. Dengan cara ini mereka bisa bekerja sebagai mata dan telinga organisasi.
Informan Kunci, Pendekatan ini dilakukan dengan memilih dan mewawancarai pimpinan yang punya banyak pemahaman dan pengalaman. Wawancara biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi terbuka dimana individu yang telah dipilih diminta untuk berbicara tentang suatu problem atau isu menurut pendapat mereka sendiri. Karena wawancara mendalam dengan informan kunci membutuhkan waktu lama dan memerlukan analisis isi yang lengkap, maka teknik ini hanya diterapkan pada individu dalam jumlah terbatas. Wawancara mendalam dengan informan kunci sering kali bisa mendapatkan peringatan dini tentang adanya isu penting.
Kelompok Fokus dan Forum Komunitas, Selain kotak personal dan informan utama, praktisi PR biasanya bertanya kepada suatu kelompok untuk mendapatkan ide dan umpan balik. Cara ini bisadilakukan dengan banyak cara, mulai dari pertemuan terbuka di balai kota sampai ke pertemuan kelompok fokus yang sangat terstruktur dan direkam, sebuah teknik yang biasanya dipakai dalam riset PR dan Marketing. Praktisi menggunakan kelompok fokus dan forum komunitas untuk mengeksplorasi bagaimana orang akan bereaksi terhadap suatu proposal dan untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk menyusun kuesioner yang akan dipakai dalam metode riset formal. Kadang-kadang dalam dialog di antara peserta yang kadang “panas” akan muncul pandangan yang tak terduga. Riset menyebut informasi ini sebagai “temuan tak terduga”, namun reaksi tsk terduga inilah yang barangkali merupakan alasan alasan terbaik untuk menggunakan metode riset informal ini. Lebih baik mengetahui hal-hal semacam itu sebelum melangkah ke survei lapangan dan uji program secara lengkap.
Komite dan Dewan Penasihat, Komite kerja, panel, atau dewan penasihat sering kali lebih berguna ketimbang sesi atau diskusi kelompok, terutama untuk program dan isu jangka panjang. Dalam beberapa kasus, kelompok seperti itu dapat berfungsi sebagai mekanisme umpan balik untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi dalam opini tentang suatu isu, bahkan sebelum perubahan itu muncul di dalam jajak pendapat dan survei. Akan tetapi, ada risiko dalam menggunakan komite dan dewan penasihat. Nasihat mereka harus dipertimbangkam, sebab jika tidak metode ini akan merugikan. Anggota dewan akan segera tahu apabila mereka hanya dijadikan pajangan atau dipamerkan untuk menunjukkan bahwa organisasi memerhatikan masukan komunitas. Gunakanlah komite penasihat hanya ketika motivasi utamanya adalah untuk mendapatkan masukan dan petunjuk secara reguler, dan siap untuk menindaklanjuti masukan itu. Komite ini adalah salah satu cara yang bisa dipakai praktisi PR untuk memenuhi kewajiban pelayanan publiknya sebagai profesional.
Ombudsman dan Pejabat Ombuds, Pejabat Ombud dalam organisasi adalah seseorang yang mendengarkan keprihatinan dari publik internal organisasi. Orang ini mungkin juga bertugas mereview kebijakan organisasi dan memediasi perselisihan antar organisasi dengan karyawannya. Istilah ombudsman diciptakan ketika pemerintah Swedia membentuk jabatan ini pertama kalinya pada tahun 1731. Bertambahnya kekecewaan terhadap garis komunikasi ke manajer dan birokrat telah membuat makin banyak agen pemerintah mengadopsi metode pengumpulan informasi informal ini Di banyak organisasi, konsep ini terbukti berguna dalam memberikan umpan balik dan ide untuk memecahkan problem saat problem itu masih bisa dikelola. Ada dua jenis ombudsman yang dugunakan, Satu, yang berakar pada konsep aslinya, bertugas meneliti dan memecahkan problem. Kedua, yang betugas menjauhkan problem, seringkali hadir untuk melindungi birokrasi dan dibentuk hanya untuk menciptakan kesan ilusi bahwa suatu organisasi itu responsif. Yang pertama punya otoritas independen untuk menindaklanjutikeluhan, sedangkan yang kedua hanya memfasilitasi komunikasi dan harus mendapat izin dari pihak lain untuk melaksanakan perbaikan.
Dalam masing-masing seting, ombudsman menyediakan carfa efektif untuk memfasilitasi manajemen untuk lebih menyadari reaksi dan pandangan publik. Jika dipakai dengan benar dan diawaki oleh staf yang kompeten, posisi obudsman dapat menjadi sarana penting untuk mendapatkan umpan balik organisasional dan untuk membantu orang mendapatkan solusi atas problem merka. Tetapi karena metode ini mencari informasi dari orang-orang yang mencari peluang untuk menyampaikan keluhannya, maka metode ini juga termasuk metode informal dalam mengumpulkan informasi. Meskipun metode ini dapat membantu mengidentifikasi dan mendeteksi problem potensial, maka informasi yang dikumpulkan oleh ombudsman tidak bisa secara akurat mendeskripsikan frekuensi atau distribusi problem di kalangan kelompok yang lebih besar, terutama di kalangan yang kurang vokal.
Saluran Telepon Bebas, Nomor bebas pulsa berawal 800 biasanya dipakai untuk mendapatkan umpan balik langsung dan untuk memonitor keluhan dan kepentingan berbagai publik. Jhonson & Jhonson meneliti panggilan telepon selama kepanikan konsumen karena ada tujuh korban tewas yang diakibatkan oleh Tylenol yang diracuni sianida. Panggilan telepon ini bukan hanya memberi kesempatan kepada perusahaan untuk merespons konsumen, tetapi juga memperbarui informasi reaksi dan perhatian publik secara terus-menerus. Perusahaan juga mengakui manfaat dari pemberian akses kepada konsumen agar bisa berhubungan dengan organisasi dan menjawab pertanyaan secara langsung. Dengan melakukan ini, hotline konsumen menyediakan umpan balik dan masukan dari konsumen tentang produknya, layanannya, fasilitasnya, dan karyawannya. Agar efektif saluran telepon bebas ini harus dipakai dengan benar dan jujur.
Analisis Surat, Cara hemat lainnya untuk mengumpulkan informasi adalah analisis periodik atas surat yang masuk. Korespondensi stakeholder akan menyediakan kebutuhan informasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai stakeholder akan menyediakan kebutuhan informasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai stakeholder. Tetapi penulis surat cenderung lebih banyakl kritik kietimbang memuji. Surat bisa berfungsi sebagai peringatan dini tentang adanya keluhan atau problem dalam hubungan, tetapi surat tidak merefleksikan berbagai opini publik atau pandangan publik tertentu. Sifat eksploratif dari analisis surat membuat informasi dari metode ini berguna untuk mendeteksi perhatian dan problem sebelum semuanya menyebar luas. Mereka yang merasa berkepentingan dan menulis surat atau e-mail nungkin tidak mewakili seluruh publik, tetapi tindakan mereka mungkin segera diikuti oleh yang lainnya.
Sumber Online dan Laporan Lapangan, Teknologi komunikasi baru telah menciptakan peluang bagi kawan dan lawan untuk berbicara satu sama lain, juga tentang organisasi, sebab, dan kejadian. Praktisi PR yang mewaspada kini juga memonitor apa yang dikatakan organisasi mereka lewat saluran online. Rumor di internet berpotensi memengaruhi negosiasi, menarik perhatian pembuat aturan, menaikkan atau menurunkan harga saham, dan meningkatkan atau menurunkan penjualan. Akibat pesan di Internet, reputasi organisasi bisa terancam, cabangnya bisa merugi, dan kemampuan mendapatkan laba akan menurun.
Selain itu juga cara yang bisa diandalkan untuk menggali informasi adalah dengan meneliti laporan lapangan. Banyak organisasi memiliki agen distrik, wakil di lapangan, atau perekrut yang tinggal di wilayah yang dilayani organisasinya. Agen-agen ini harus dilatih untuk mendengarkan dan mengamati dan diberi cara pelaporan observasi mereka. Dengan cara ini mereka bisa bekerja sebagai mata dan telinga organisasi.
ini sumbernya dari buku apa ya mb?
BalasHapusasal copas doang ga ada sumber jelasnya , gak berguna
BalasHapus